Penerapan Air Yang Dielektrolisis - Memahami Pentingnya Modalitas Terbaru Ini

dennis tim crowe

Penulis : Dennis T. (Tim) Crowe, Jr., DVM, DACVS, DACVECC, FCCM, DACHM, NREMT-I, CFF

Regional Institute for Veterinary Emergencies and Referrals (RIVER), Chattanooga, Tennessee

Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Dikky Satia  

 

Latar Belakang Penulis

Dr. Dennis Tim Crowe adalah seorang kepala staff dari Pet Emergency Clinics and Specialty Hospital di Ventura and Thousand Oaks, California. I adalah seorang president direktur dari Veterinary Surgery, Emergency, and Critical Care Services and Consulting di Bogart, Georgia. Dr. Crowe merupakan salah seorang founding members dari the American College of Veterinary Emergency and Critical Care. Ia juga merupakan seorang diplomat dari the American College of Veterinary Surgeons, American College of Hyperbaric Medicine dan rekan dari the American College of Critical Care Medicine. Ia juga adalah seorang pemadam kebakaran yang bersertifikasi, nationally registered EMT-I dan seorang instruktur paramedis di Lanier Technical College di Oakwood, Georgia. 

 

Perkenalan Mengenai Air Elektrolisis

Air yang dielektrolisis merupakan sebuah proses dimana arus elektrik mengalir melewati air. Elektron bebas yang bermuatan single dan bersifat negatif ditambahkan ke dalam air pada sisi katoda positif (reduksi) dari membran semipermeable dan elektron-elektron disingkirkan dari air pada anoda negatif (oksidasi).

cara kerja mesin kangen water

Reaksi di bawah ini merangkum reaksi kimia yang terjadi pada katoda:

4H2O2 + 4e- ==> 2H2 (gas) + 4OH

dan pada anoda:

2h2O ==> O2 (gas) + 4H+ + 4e- [1].

Air yang dihasilkan dari katoda disebut sebagai Electrolyzed Reduced Water (ERW). Air ini bersifat alkali (basa) dari segi pH dan memiliki ORP (Oxidative Reduction Potential) bernilai negatif (-200 sampai -1200mV). Sedangkan air yang dihasilkan dari anoda disebut sebagai Electrolyzed Oxidized Water (EOW). Air jenis ini bersifat asam dan memiliki ORP positif (+200 sampai +1200mV).

Alat pengelektrolisis air (mesin ionisasi air) yang ditujukan untuk rumahan maupun untuk penggunaan industri dan medis dibuat secara komersial dan dijual dengan kemampuan menghasilkan dua jenis air tersebut di atas.

Sebuah mesin pengelektrolisis air bahkan mampu menghasilkan 11 level pH dari air elektrolisis yaitu pH 2.5, 4.5, 5.0, 5.5, 6.0, 7.0, 8.0, 8.5, 9.0, 9.5, dan 11.5, dengan bagian dalam mesin yang terbuat dari elektroda titanium yang dilapisi platinum dengan ukuran 7 x 5 inchi. Mesin tersebut ber-merk Kangen Water LeveLuk SD501 buatan perusahaan Enagic, Osaka, Jepang

Mesin elektrolisis air untuk penggunaan komersial (yang sering disebut juga mesin ionisasi air), digunakan juga di RIVER (Regional Institute for Veterinary Emergencies and Referrals) Tennessee, Amerika,dan boleh digunakan oleh siapapun juga (Catatan: Mesin ionisasi yang digunakan di RIVER adalah Kangen Water tipe LeveLuk SD501, Enagic).

Cara kerja mesin ini pertama kali adalah mengalirkan air melalui high grade carbon filter untuk membuang kontaminasi dari zat-zat organik dan inorganik pada air bahan baku. Air yang sudah melewati filter ini kemudian mengalir melalui 7 buah pelat titanium yang dilapisi platinum (platinum disini bertindak sebagai katalis) melalui sejumlah keberadaan mineral penting dari air bahan baku seperti kalsium, magnesium dan sodium yang menyediakan ion-ion yang dibutuhkan untuk menjadikan tenaga listrik sebesar kira-kira 230 watt masuk ke dalam air dan mengasilkan perubahan struktur pada air tersebut. (Referensi data : McKnight, T. Confessions of a skeptical physician. YNR Publisihing, California, 2012).

Mesin tersebut diletakkan di dekat wastafel dan air bahan baku akan mengalir masuk ke dalam mesin melalui selang penghubung yang terkoneksi ke sumber air. Air yang keluar dari mesin ionisasi akan terbagi menjadi dua yaitu air alkali yang keluar melalui pipa di bagian atas, sedangkan air yang bersifat asam keluar melalui pipa (selang) abu-abu yang berada pada bagian bawah mesin.

 

Perubahan Yang Terjadi Pada Air Yang Mengalami Proses Elektrolisis

Air yang dielektrolisis menggunakan elektroda yang dilapisi platinum seperti yang telah dijelaskan sebelumnya membuat beberapa perubahan struktural di dalam air. Perubahan-perubahan ini telah dirangkum oleh beberapa sumber (lihat bagian referensi no.1,2,3 di bagian paling bawah) dan berikut ini perubahan yang terjadi:

1. Molekul oksigen dan hidrogen dari air yang semula berikatan menjadi terpisah menghasilkan ion hidrogen (H+) dan ion hidroksil (OH-) yang diasosiasikan dengan tingkat pH yang rendah (bersifat asam) dan tingkat pH yang tinggi (bersifat alkali/basa).

ph

2. Elektron bebas (ion hidrogen negatif) dihasilkan pada katoda. Hal ini diasosiakan dengan platinum nano particles dan membentuk "Aktif Hidrogen" yang menghasilkan reduced water (air yang tereduksi) yang memiliki tingkat oksidasi yang sangat rendah dan memiliki potensi untuk mereduksi, yaitu nilai ORP dari -200 sampai -1200mV.

orp

3. Pembuangan elektron bebas dari air yang difasilitasi oleh platinum nano particles dengan hasil berupa gas oksigen yang secara harafiah mengubah air menjadi oxidized water (air yang teroksidasi) dengan nilai ORP yang tinggi yaitu berkisar antara +200 sampai +1200mV.

4. Nano clustering dari air dimana terdapat reduksi dalam nuclear magnetic resonance dan pembuatan cluster-cluster kecil dari air tersebut, mengandung 6 molekul pada setiap cluster. Struktur hexagonal ini ini bersifat sangat stabil dimana hasilnya adalah sudut ikatan hidrogen sebesar kira-kira 118 derajat dan kemampuan memfasilitasi penyerapan air melalui membran-membran sel. Hasil ini sangat bertolak belakang dengan air botolan, air RO (reverse osmosis) dan air distilasi (air suling) yang memiliki ukuran cluster yang lebih besar yaitu sekitar 10-50 water molecules dan sudut ikatan hidrogen yang lebih kecil yaitu sebesar 108 derajat. Air yang memiliki ukuran cluster yang kecil membantu mempermudah proses hidrasi pada jaringan-jaringan tubuh dalam proses konsumsinya. Cluster-cluster yang berukuran kecil (diistilahkan micro atau nano clusters) juga meningkatkan kemampuan air untuk berpindah ke dalam dermis dengan penerapan pada bagian luar tubuh.

micro cluster nano cluster

5. Restrukturisasi air melalui pengubahan frekuensi vibrasi dari molekul air terjadi sekitar kira-kira 128 Hz sampai kira-kira 42 Hz dimana hal ini juga merupakan salah satu hal yang mengakibatkan pembentukan cluster-cluster air yang lebih kecil.

6. Penciptaan dari fase keempat air (the fourth phase of water) juga disebut dengan istilah liquid crystalline water atau hydrogen dimana hal ini merupakan investigasi paling baru yang ditemukan oleh seorang peneliti yang bernama Dr. Gerald Pollack (sumber: Gerald Pollack, PhD; verbally reported at the Colors of Water Festival, London, England, April 21, 2013). Selain itu fase keempat dari air (the fourth phase of water) juga ditemukan pada hewan-hewan yang hidup, oleh seorang peneliti bernama Dr. Mae Wan Ho (lihat daftar referensi no.4)

 

Studi Ilmiah

Berbagai variasi studi penelitian telah banyak dipublikasikan berkenaan dengan hal penggunaan baik alkaline electrolyzed reduced water (air alkali yang dielektrolisis dan tereduksi atau sering disingkat ERW)  sebagai air minum maupun penggunaan acidic electrolyzed oxidized water (air asam yang dielektrolisis dan teroksidasi atau sering disingkat EOW) yang dioleskan kepada luka secara langsung serta fungsinya sebagai disinfektan. Hal di bawah ini merupakan daftar manfaat yang diperoleh berdasarkan hasil peneltian.

1. Dukungan manajemen yang efektif terhadap metabolic acidosis yang diasosiasikan terhadap renal failure (gagal ginjal) dan urinary diversion (pengalihan saluran kemih) (lihat daftar referensi no.5)

2. Membantu pasien diabetes yang memiliki ketergantungan pada insulin yang berada pada kondisi stress oksidatif (oxidative stress) tambahan, dikarenakan air tersebut memiliki kandungan antioksidan yang mengurangi kadar hormon stress. Pemberian ERW (Electrolyzed Reduce Water alias air alkali hasil ionisasi) pada tikus yang dikembangbiakkan secara genetis memiliki resistensi insulin diabetes tipe 2 secara signifikan mengalami pengurangan glukosa darah (lihat daftar referensi no.6).

3. Efek antikanker diperlihatkan ketika ERW (Electrolyzed Reduce Water) diberikan pada tikus yang sebelumnya telah diinjeksikan sel-sel melanoma (kanker kulit). Hal ini dicatat melalui pengurangan pada Reactive Oxygen Species (ROS) dan induksi dari cytokines yang juga menghasilkan efek immunomodulating yang kuat. (lihat daftar refernsi no.7)

4. ERW efektif dalam menekan pertumbuhan tumor melalui supresi (penekanan) pda pertumbuhan vascular tumor (lihat daftar referensi no.8). Pada studi laboratorium ini, sekumpulan tikus-diinjeksikan dengan sel melanoma berbahaya, dan tikus-tikus tersebut dibagi menjadi 2 grup dimana satu grup diberikan minum air keran (control group) dan grup satu lagi diberikan minum ERW (treated group). Kemudian pada hasil akhirnya terlihat perbedaan yang signifikan pada angka pertumbuhan tumor serta usia pada kedua grup tersebut dimana tikus yang minum ERW dapat hidup dua kali lebih lama dibanding tikus yang minum air keran, dan tikus yang minum ERW memiliki pertumbuhan tumor serta penderitaan yang dialaminya secara substansi berkurang.

5. Efek ERW pada pencegahan stress yang diakibatkan oleh ganguan dalam proses belajar (lihat daftar referensi no.9).

6. Efek hepatoprotective ketika material toxic (beracun) dicerna (lihat daftar referensi no.10); penggunaan EOW (Oxydizied Electrolyzed Water alias air yang bersifat asam) dalam treatment yang sukses pada pengobatan infeksi yang diakibatkan oleh luka bakar (lihat daftar referensi no.11).

7. Efektifitas penggunaan EOW (Oxydizied Electrolyzed Water alias air asam/acidic water) dalam mengurangi bakteri patogen pada sikat gigi dan penggunaanya sebagai obat kumur (lihat daftar referensi no.7).

8. Efektifitas penggunaan EOW dalam mengurangi bakteri patogen (penyebab penyakit) di lingkungan Rumah Sakit (lihat daftar referensi no.12).

9. Meningkatkan kemampuan dalam efek hidrasi (lihat daftar referensi no.13).

10. Mengurangi ketergantungan insulin pada tikus-tikus percobaan yang memiliki penyakit diabetes (lihat daftar referensi no.14).

11. Efek Antineoplastic (membunuh, mencegah, menghambat penyebaran atau pertumbuhan sel-sel kanker) pada berbagai jenis kanker (lihat daftar referensi no.15).

 

Studi Klinis

Dalam sebuah studi terbuka yang melibatkan hewan-hewan peliharaan pada Rumah Sakit Hewan, termasuk 3 pusat gawat darurat, air alkali (pH 8.5 sampai 11.5) diberikan kepada para hewan peliharaan sebagai air minum.

rumah sakit hewan pet hospital

Electrolyzed Oxidized Water (pH 2.5) digunakan pada bagian luar tubuh atau pada bagian luka infeksi yang terbuka maupun terbakar; pada rongga mulut; terowongan telinga; pada permukaan meja, lantai dan berbagai selang serta peralatan operasi lainnya. Semua hewan peliharaan tersebut diperkenalkan pada air ionisasi, baik pada hewan yang dirawat inap maupun dirawat jalan, dimana air tersebut dibawa pulang oleh pemiliknya.

Terdapat kira-kira 100 ekor anjing dan 30 kucing yang diberikan minum air alkali setelah sebelumnya diberikan cukup informasi sehingga dapat dilakukan pencatatan terhadap hasil yang terjadi sebelum dan setelah hewan-hewan tersebut diberikan minum air alkali. Diperkirakan total semuanya ada lebih dari 300 ekor hewan peliharaan yang diberikan air alkali sebagai air minumnya. Terdapat catatan yang secara konsisten terjadi yaitu ketika hewan peliharaan diberikan pilihan air minum yang berasal dari keran atau air fresh yang diproses melalui mesin ionisasi air (dengan sumber air yang juga berasal dari air keran yang sama), maka hewan-hewan tersebut semuanya memilih air alkali yang diproduksi dari mesin ionisasi air. Dalam beberapa kasus yang didokumentasikan melalui video, anjing-anjing akan "mengalihkan hidungnya" jika yang diberikan adalah air keran, dan akan mencari air alkali yang dihasilkan dari mesin ionisasi air sebagai air minum mereka. Para pemilik hewan peliharaan banyak sekali memberikan laporan bahwa anjing dan kucing mereka kini lebih memilih air alkali ketimbang air keran yang dulu pernah mereka konsumsi. Ketika ditawarkan variasi pH antara 8.5, 9.0 atau 9.5, hewan peliharaan tersebut akan memilih salah satu dari ketiga pilihan tersebut. Air alkali dengan pH 8.5 secara umum diberikan sebagai permulaan berdasarkan observasi sebelumnya yang telah dilakukan oleh dokter hewan lainnya (lihat daftar referensi no.2). Ketika pertamakali diberikan air dengan pH 9.0, hewan-hewan tersebut akan mengeluarkan kotoran yang lunak. Dan ketika pertamakali diberikan pH 9.5, hewan-hewan tersebut akan mengalami diare. Oleh sebab itulah pH 8.5 diberikan secara umum saat mereka pertamakali mengkonsumsi air alkali.

Akan tetapi, terdapat satu pengecualian dimana dalam kasus tertentu pH 9.5 lah yang pertamakali diberikan kepada hewan peliharaan tersebut beserta pH 11.5 untuk dibawa pulang oleh pemiliknya yang nantinya akan diberikan kepada peliharaan mereka dalam jumlah yang kecil (sekitar 15-30ml per Kg berat badan perhari). Kasus-kasus tertentu ini diberikan pada hewan-hewan yang telah didagnosa mengidap kondisi neoplastic berbahaya ataupun mengalami peradangan kulit yang signifikan, masalah buang air besar, masalah kandung kemih, masalah pernafasan ataupun kondisi musculoskeletal (gangguan pada otot rangka). Alasan hal ini, seperti yang direkomendasikan oleh para professional perawatan kesehatan lainnya (Stewart, R, yang memberikan komentar dari pengalamannya sebagai chiropractor menggunakan air alkali), adalah menyediakan sejumlah hidrogen bebas yang meningkat berdasarkan elektron yang diserap dan pada akhirnya "didonasikan" untuk menetralisir radikal peroxida yang dikenal dapat meningkatkan jumlah peradangan dan kondisi neoplastic (lihat daftar referensi no.2).

Berkenaan dengan manusia di dalam studi observasional: yang paling sering mengalami perawatan adalah majikan dari hewan peliharaan tersebut. Beberapa dari majikan hewan peliharaan tersebut mengalami penyakit degeneratif kronis sedangkan yang lainnya rata-rata sehat.

Ketika berbagai variasi air termasuk ERW (Electrolyzed Reduced Water / Air Alkali) ditaruh di dalam wadah dan hewan-hewan disodorkan air tersebut, para hewan memilih minum ERW dibandingkan air jenis lainnya (seperti air dari kemasan berbagai varian, air keran, air tanah, air RO, dan air distilasi/suling). Para majikan melaporkan bahwa mereka melihat suatu perubahan yang jelas dan nyata bahwa terjadi peningkatan kesehatan pada hewan peliharaan mereka dibandingkan sebelum hewan-hewan tersebut minum air yang dielektrolisis. Beberapa hasilnya terlihat sangat jelas sehingga seringnya pada saat majikan hewan peliharaan tersebut kembali ke klinik dokter hewan, mereka akan mengatakan pada semua orang yang ada di sana betapa bagusnya perkembangan kesehatan hewan kesayangan mereka setelah mulai mengkonsumsi ERW / Air alkali.

Pemeriksaan fisik mulai dari kulit, telinga dan kuku dari pasien hewan ini yang mengalami peradangan ataupun masalah mengunyah menunjukkan pengurangan intensitas pada gejala-gejala tersebut. Selain itu masalh diare pun berkurang, permasalahan pada lendir dan buang air besar berkurang, permasalahan pada kaki yang pincang maupun otot yang kaku berkurang. Hasil paling nyata akan tampak begitu jelas pada hewan-hewan yang telah berusia lanjut atau yang mengalami penyakit sendi degeneratif. Kebanyakan dari proses perubahan tersebut memerlukan waktu beberapa hari dengan terus mengkosumsi air alkali untuk dapat melihat hasilnya. Tak ada efek samping jangka panjang pada anjing dan kucing yang diberikan air alkali.  Konsumsi air berlangsung selama beberapa hari semenjak hewan-hewan tersebut dirawat di rumah sakit, maupun ada yang terus melanjutkannya setelah hewan tersebut dipulangkan ke rumah.

Terdapat 10 ekor anjing dan 1 ekor kucing yang menjalani perawatan pada tubuh bagian luar dengan menggunakan acidic elekctrolyzed oxidized water (air asam) dengan pH 2.5 yang dapat diberikan kajian dengan cukup baik berdasarkan hasil observasi. Pada semua kasus pemberian air asam pH 2.5 pada tubuh bagian luar dapat ditolerir dengan baik. Beberapa dari hewan tersebut ada yang tampaknya seperti sedikit complain dikarenakan penggunaan air tersebut pada bagian luar kulit seolah-olah menimbulkan sensasi seperti tersengat. Pada satu pasien dengan kondisi patah tulang terbuka yang menghasilkan osteomyelitis dan meilbatkan beberapa jenis bakteri patogen (Pseudomonas sp. Staphylococcus sp. E. coli, dll). Penggunaan pH 2.5 pada bagian luar tubuh sangat efektif dalam menekan jumlah bakteri pada jaringan yang terinfeksi, sampai pada kondisi dimana tak ada bakteri lagi yang berkembangbiak. Air dengan pH 2.5 digunakan juga pada 3 kasus luka bakar, dua diantara hewan tersebut selamat dan luka bakar tersebut dapat sembuh dengan baik yang diiringi dengan advancement flap (pemindahan jaringan), application dan grafting (cangkok), sedangkan satu kasus lagi terpaksa dilakukan euthanasia dikarenakan komplikasi pernapasan yang sudah sangat parah.

Ke-11 pasien hewan tersebut yang mendapatkan perawatan pada pH 2.5 sebagai bagian dari terapi juga diberikan konsumsi air dengan pH 8.5 sampai 9.0 sebagai air minum sehari-hari. 10 dari 11 kasus juga dirawat dengan hyperbaric oxygen theraphy (HBOT), dimana dapat menuntun timbulnya Reactive Oxygen Species (ROS) lebih jauh (lihat daftar referensi no.3). Diduga bahwa HBOT adalah alasan lain untuk pemberian dan konsumsi dari air tersebut (menurut opini penulis); penggunaan air alkali akan menetralisir ROS dan membantu mengurangi timbulnya peradangan; bahwa ERW tampaknya menekan peradangan yang diasosiasikan dengan tanda-tanda klinis, hal ini termasuk bercak kemerahan dan gelembung pada kulit pada dermatitis, conjunctivitis, uveitis dan otitis.

 

Contoh Kasus

Kasus-kasus di bawah ini diberikan sebagai contoh dimana penggunaan air yang diektrolisis apakah itu memiliki efek yang sangat besar (yang diperkirakan berhubungan dengan efek yang ditimbulkan dari air tersebut), atau justru sebaliknya, dimana konsumsi sebagai air minum tidak dapat mencegah perkembangan neoplasia atau progress lebih lanjut dari kanker.

1) Border Collie

anjing border collie kangen water

Seekor anjing Border Collie jantan berusia 15 tahun yang dikebiri menderita progressive degenerative joint disease (penyakit persendian akibat kemunduran fungsi sel yang progresif) dan mengalami kesulitan dalam bergerak. Ia juga memiliki acute onset of vestibular disease (gangguan keseimbangan yang akut) dengan gejalanya kepala yang sangat miring ke kiri, selalu terjatuh ke sebelah kiri, berputar-putar, muka meringis, horizontal nytagmus (gerakan bola mata yang berulang-ulang tanpa terkendali). Ia tidak mau makan dan hanya mau makan jika majikannya memberikan langsung dengan tangannya. Pemiliknya berpikir untuk mengakhiri hidup anjing peliharaanya ini dengan euthanasia. Anjing ini kemudian disodorkan air alkali pH 8.5 menggunakan mangkuk ayang langsung disodorkan ke depan mukanya, dan ia seketika itu juga langsung minum. Dalam 1 minggu anjing ini mengalami peningkatan kesehatan yang signifikan dan kondisinya telah pulih kira-kira 90%. Majikannya masih terus memberikan air alkali ini dan kini gaya berjalan dan pergerakan tubuh border collie ini setiap hari berlangsung semakin baik. Berdasarkan pernyataan dari majikannya, anjingnya kini senang bermain dengan bolanya dan sangat menikmati hidupnya.

 

2) Ras Campuran

anjing ras campuran kangen water

Seekor anjing ras campuran jantan berusia 3 tahun yang dikebiri dengan TPLO (Tibial Plateau Leveling Osteotomy) postoperatively ditemukan di dalam rumah sakit berlari dengan comminuted fracture of the proximal tibia with much soft tissue injury (?). Patahan tulang diperbaiki dengan long bone plate dan bagian yang cedera dicangkokkan (grafted) menggunakan tulang spongiosa (cancellous bone). Sayangnya perbaikan fraktura bagian yang rusak menjadi terinfeksi bakteri. Penyembuhan bagian luar tubuh menggunakan air pH 2.5 diiringi dengan pemberian minum menggunakan pH 8.5, 9.0 dan 9.5. Infeksi bakteri akhirnya benar-benar sembuh setelah selama 2 bulan terus diterapi menggunakan pH 2.5 dan pemberian minum menggunakan pH 9.5. Hyperbaric Oxygen  (terapi medis dimana pasien dalam suatu rungan menghirup oksigen murni 100% bertekanan tinggi) digunakan setiap harinya selama kira-kira 4 minggu untuk menstimulasi penyembuhan. Bagian yang cedera ini akhirnya ditutup dengan operasi setelah dilihat dengan radiographic (sinar-X) bahwa patahan tulang telah sembuh.

 

3) Toy Poodle

anjing toy poodle kangen water

Seekor anjing betina berjenis Toy Poodle berusia 1 tahun yang dimandulkan, memiliki masalah dengan luka bakar yang sangat besar dan parah dan diterapi menggunakan air pH 2.5 setiap hari sampai luka dan granulation bed mampu untuk didapatkan perluasan pada ujung kulit, dan setelahnya dilakukan pencangkokan dengan ketebalan yang penuh (dengan masa 7 hari post burn). Pencangkokan / pemindahan kulit (graft) berlangsung kira-kira selama 5 hari utuk melihat apakah anjing tersebut mampu bertahan hidup. Ternyata anjing tersebut dalam menjalani semua prosesnya dengan lancar. Terapi hyperbaric oxygen digunakan sebagai perawatan harian untuk menstimulasi kesembuhan dan berlangsung selama 2 minggu. 

 

4) Welch Corgi

anjing welch corgi kangen water

Seekor anjing jantan berjenis Welch Corgi berusia 5 tahun yang dikebiri, awalnya terlihat seperti memiliki masalah dalam abdominal (perut), namun setelah beberapa jam tercatat bahwa ia mengalami sakit pada bagian punggung dan mulai kehilangan kemampuannya untuk berjalan di bagian kaki belakang. Sebuah intervertebral disc herniation dicurigai sebagai penyebabnya dan ternyata benar setelah dilakukan myelogram dan tomography komputerisasi. Pemberian air alkali pH 8.5 mulai digunakan setelah ia menjalani hemilaminectomy dan discetomy. Majikan anjing tersebut pun ikut mengkonsumsi air alkali setelah ia melihat bahwa anjingnya sangat suka minum air tersebut (lebih dari air keran yang dulu biasanya diberikan kepadanya) dan menyetujui betapa enaknya rasa air tersebut. Majikan itu menyatakan bahwa setelah mereka melihat sendiri bagaimana anjingnya sekarang memiliki lebih banyak energi dan mengalami proses pemulihan yang sangat baik, memperoleh kemampuannya kembali untuk menggunakan kedua kaki belakangnya hanya dalam 1 minggu pasca operasi, mereka juga menjadi yakin bahwa merekapun butuh untuk minum air alkali tersebut.

 

5) Weimaraner

anjing wimaraner kangen water

Seekor anjing jantan berjenis Weimaraner berusia 2 tahun dibawa ke rumah sakit setelah terluka parah akibat digigit oleh anjing besar lainnya di halaman rumahnya sendiri. Luka gigitan yang sangat signifikan terlihat dari hilangnya sebagian dari telinganya serta luka sangat parah pada bagian lehernya. Majikan anjing tersebut sebelumnya telah membawanya ke primary care veteranian dimana dokter hewan di klinik tersebut berusaha membersihkan luka-lukanya, mengeringkannya dan menjahitnya. Dokter hewan tersebut mengatakan bahwa ini merupakan salah satu kasus luka gigitan paling parah yang pernah dilihatnya selama ini. Dokter hewan tersebut menyuruh majikannya mengirimkan anjing tersebut pada kami untuk dilakukan perawatan lebih lanjut termasuk operasi lanjutan dikarenakan luka tersebut kini telah menjadi necrotic (menyebabkan kematian sel). Setelah proses debridement (proses medis untuk membuang jaringan yang mati, rusak, atau terinfeksi untuk meningkatkan potensi penyembuhan sisa jaringan yang masih sehat), penggunaan Strong Acidic Water pH 2.5 dan menyuruh anjing tersebut untuk mulai minum air alkali pH 8.5 sebagai air konsumsinya sehari-hari, akhirnya luka-luka tersebut dapat ditutup dengan menggunakan teknik advancement flap (penutupan jaringan yang rusak menggunakan jaringan yang masih sehat di dekatnya). Proses tersebut berlangsung sangat baik dan dapat disembuhkan dengan baik, namun timbul sebuah lubang kecil disepanjang advanced flap. Pada saat itu lubang kecil tersbut dialiri dengan air pH 2.5 dan lubang kecil seperti sinus tersebut perlahan-lahan dipenuhi dengan granulation tissue (jaringan granulasi).

 

6) Doberman

anjing doberman kangen water

Seekor anjing jantan berjenis Doberman berusia 11 tahun yang dikebiri, dicurigai mengidap Lyme disease (infeksi bakteri yang disebabkan oleh kutu) dan majikan anjing tersebut mengira bahwa anjingnya "sangatlah parah" sehingga ia menjadwalkan untuk meng-euthanasia (membunuh dengan sengaja melalui prosedur medis, contohnya suntik mati, untuk meringankan penderitaan pasien) anjingnya di akhir minggu sebagai kesimpulan yang dilihatnya bahwa anjingnya sudah tidak dapat berjalan lagi dengan baik dan terlihat seperti mengalami kesakitan yang kronis. Anjing tersebut hanya makan dan minum dalam jumlah yang sangat sedikit dan ia kehilangan kira-kira 8 kg berat badannya. Anjing tersebut terlihat sangat depresi ketika saya pertamakali melihatnya. Dokter hewan lain yang kala itu menemani saya mengatakan kondisi pasien (anjing) tersebut bahkan jauh lebih buruk lagi. Semangkuk air alkali dengan pH 8.5 ditaruh di depan anjing tersebut dan ia mulai meminumnya. Pasien (Anjing) tersebut terbukti positif mengidap lyme disease dengan metode biotensor (BICOM Biotensor. Regumed. Regulative Medizintechnik GmbH, Grafelfing, Germany) dan ia diterapi dengan EM frequencies, ditest dan ditemukan butuh untuk menggunakan bioresonance unit (BICOM Optima Portable. Regumed. Regulative Medizintechnik GmbH, Grafelfing, Germany). Signal EM juga ditransmisikan pada air pH 8.5 spesifik untuk pasien berdasarkan biofeedback dari bioresonance unit (lihat daftar referensi no.16). Anjing tersebut terus diberikan minum air alkali dan dalam 3 hari, majikannya membatalkan rencananya untuk meng-euthanasia anjiingnya. Majikan anjing tersebut bahkan mengatakan bahwa "anjingnya seperti bukan anjing yang dulu" karena anjingnya sekarang mulai mau makan lagi dan bahkan mulai senang bermain-main. Dikarenakan melihat perkembangan positif anjingnya yang signifikan, pemilik anjing tersebut pun juga mulai minum air alkali pH 8.5 dan juga merasakan perubahan positif yang sama terjadi pada kesehatannya.

 

7) Kucing Domestik

kucing domestik kangen water

Seekor kucing jantan domestik berbulu pendek berusia 18 tahun yang dikebiri menerima subcutaneous fluids 3 kali seminggu akibat gagal ginjal. Ia juga memiliki seekor pasangan di rumahnya yang memiliki usia dan ukuran yang sama serta masalah kesehatan yang sama (gagal ginjal kronis). Kedua kucing menerima subcutaneous fluids 2-3 kali setiap minggunya. Kemudian keduanya mulai disuruh minum air alkali pH 8.5 dan menerima terapi resonansi biomagnetik dan EM signal (sinyal elektromagnetik) juga ditransmisikan ke dalam air (lihat daftar referensi no.16). Dalam beberapa hari kedua kucing terlihat secara nyata kondisinya jauh lebih baik dan majikan kucing tersebut dapat menghentikan pemberian subcutaneous fluids. Nafsu makan kedua kucing tersebut juga mengalami peningkatan. Bantuan dari subcutaneous fluid tak lagi dibutuhkan sampai kira-kira 4 bulan kemudian mulai diberikan lagi namun hanya diberikan sekali setiap 1-2 minggu. Berdasarkan kesaksian majikan kucing tersebut, kucing-kucingnya "berlari-larian di dalam rumah seolah-olah mereka masih berusia 5-7 tahun". Majikan kucing tersebut sangat takjub atas hasil dari terapi electrolyzed reduced water (air alkali yang diionisasi) sehingga ia pun juga ikutan untuk mengkonsumsi air tersebut. Ia membeli mesin ionisasi air tersebut dan juga mulai minum air alkalinya. Ia baru-baru ini memiliki 2 ekor kucing baru yang masih kecil dan juga mulai memberikannya air alkali pH 8.5,  dan perekembangan pertumbuhan kedua kucing kecil tersebut sangatlah baik, "Jauh lebih baik dibandingkan kucing-kucing yang pernah saya miliki sebelumnya" katanya.

 

Salah satu area yang paling luar biasa yang kami catat adalah pada kesehatan gigi dan rongga mulut. Kami juga melihat banyak sekali hewan (anjing dan kucing) yang memiliki masalah kronis pada persendian, peradangan pada saluran pencernaan, muntah-muntah kronis tanpa adanya penyebab yang bisa dijelaskan, asma, kegemukan, infeksi akibat luka, peradangan dan infeksi pada telinga bagian luar, diabetes, hepatitis, cholecystitis, intervertebral disc disease, orthopedic dan cedera pada jaringan lunak, infeksi mata, dan pancreatitis, semua jenis penyakit tersebut dapat dipulihkan dengan memberikan ERW (Electrolyzed Reduced Water / Air Alkali hasil elektrolisis) sebagai air minum, serta pemberian EOW (Electrolyzed Oxidized Water / Air Asam hasil elektrolisis) untuk pengobatan pada luka bagian luar tubuh. Pada banyak kasus, para majikan dari hewan peliharaan tersebut yang melihat betapa positifnya penggunaan air tersebut pada anjing dan kucingnya, merekapun ikut mengkonsumsi air alkali tersebut. Semua pemilik hewan tersebut menyatakan bahwa tak hanya hewan peliharan mereka yang sehat, namun mereka sendiri juga merasa semakin sehat. Ketika ada kasus dimana terjadi diare akibat pemberian air alkali tersebut, hal ini diakibatkan akibat terlalu cepatnya memberikan pH dengan level tertinggi (seperti pH 9.5). Hal ini megakibatkan proses detoksifikasi berlangsung sangat cepat dari yang sebelumnya dibayangkan. Jika hal ini terjadi maka disarankan untuk menggunakan air alkali dengan pH yang lebih rendah dahulu yaitu pH 8.5 dimana diarea akan berhenti dalam 1 sampai 3 hari kemudian barulah pH dapat mulai dinaikkan kembali secara perlahan-lahan. Pasien (hewan) yang memiliki masalah dalam gastric atau gastro-esophageal reflux tercatat mengalami pemulihan hanya dalam beberapa jam setelah pertamkali  mencoba Electrolyzed Reduced Water (Air alkali yang dielektrolisis/ diionisasi).

Pada kasus dimana terjadi infeksi luka parah maupun luka bakar, penggunaan air ini dikatakan sangatlah efektif. Diasumsikan bahwa sebagian besar dari pasien dalam lingkup studi ini memiliki masalah dehidrasi kronis, dan hal ini berhubungan dengan berbagai proses penyakit yang bervariasi. Hal ini dicurigai terutama pada hewan pelharaan yang diberikan air keran sebagai air minumnya, dan mereka rentan terkena dehidrasi. Penyebab hal ini adalah bahwa hewan-hewan tersebut dapat mencium bau klorin dan kemungkinan zat-zat berbahaya lainnya pada air yang disodorkan kepada mereka.

Ketika electrolyzed reduced water (air alkali yang dielektrolisis) mulai diberikan, pemilik hewan peliharaan tersebut merasa bahwa anjing atau kucingnya bertingkah seolah-olah mereka berusia jauh lebih muda. Pada kasus dari seekor anjing yang bernama Sampson, pemiliknya mengatakan bahwa ia sangat terkesan dengan kemampuan Sampson untuk kembali berjalan, lebih cepat dibandingkan dari yang ia bayangkan. Terhadap hewan-hewan yang sedang hamil, pemiliknya mengatakan bahwa pemberian air alkali yang dielektrolisis membuat proses melahirkan mereka jauh lebih mudah dan lebih lancar, ibunya dapat menghasilkan air susu yang lebih banyak, dan anak-anak anjing dan kucing tersebut terlihat lebih kuat jika diberi minum air alkali elektrolisis tersebut dibandingakan ketika mereka memberikan air yang berasal dari keran langsung. Selain itu Pemilik hewan tersebut juga memberikan pernyataan bahwa hewan peliharaan mereka yang terkena kanker mau makan dan merasa lebih baik, dan juga proses pembuangan kotoran mereka pun menjadi normal, dimana sebelum diberikan air alkali tersebut, mereka (hewan peliharaan) mengalami konstipasi alias susah buang air besar.

Pasien (hewan) dengan penyakit yang spesifik yang memperoleh keuntungan dari mengkonsumsi air alkali terutama pada kondisi penyakit seperti berikut ini: Penyakit ginjal kronis, penyakit liver kronis, Mammary gland cancer (kanker pada kelenjar susu), Penyakit pada gigi (pengobatan dan pemulihan, pencegahan penyakit), penyakit prostat, penyakit sendi degeneratif, asma, sakit paru-paru kronis, pneumonia, sakit jantung, autoimmune hemolytic anemia, thrombocytopenisa, degeneratif disc disease, post trauma, post surgical, cedera akibat tertabrak mobil, fraktura (patah tulang), digigit ular, luka gigitan (dari kecil sampah parah), luka bakar, pasca operasi persendian (tungkai), post foreign body removal, pasca operasi gigi, pasca penggunaan hyperbaric oxygen chamber, infeksi luka kronis, infeksi sinus, penyakit kulit, otitis externa (radang liang telinga akut), conjunctivitis (radang selaput mata).

Kondisi berikut ini memiliki efek yang postif setelah diberikan oxidized reduced water pada bagian luar tubuh, yaitu sebagai berikut: luka parah (membantu mencegah infeksi), luka yang memiliki infeksi (baik akut maupun kronis), infeksi sinus, penyakit kulit, otitis externa, conjunctivitis, penyakit gigi (gingivitis).

 

Hasil Pada Manusia

Berkenaan dengan hasil yang didapatkan oleh manusia yang juga turut menggunakan air elektrolisis ionisasi tersebut sebagai air minum maupun penerapannya pada bagian luar tubuh.

Manusia yang bertindak sebagai majikan dari hewan peliharaan tersebut mengatakan bahwa mereka juga turut minum air alkali hasil elektrolisis yang diberikan kepada hewan peliharaan mereka, dan hasilnya terdapat dua keterangan sebagai berikut :

1. Mengalami perubahan positif ke arah yang lebih baik terhadap kondisi penyakit degeneratif kronis mereka seperti osteoarthritis dimana mereka kini dapat lebih banyak bergerak dan rasa sakitpun berkurang.

2. Tidak merasakan perubahan apapun pada kesehatan mereka dikarenakan mereka sebelumnya dalam kondisi baik-baik atau sehat-sehat saja.

Observasi terhadap EOW / Electrolyzed Oxidized Water (strong acidic water) hasilnya sangat positif dan tidak didapati efek negatif. Baik luka yang baru saja terjadi maupun luka yang sudah cukup lama ketika diobati menggunakan EOW menunjukkan respon yang positif, semuanya dapat disembuhkan bahkan sekalipun luka tersebut sebelumnya cukup major (parah).

Efek samping sistemik setelah diobservasi terjadi pada beberapa orang yang minum air alkali (ERW) jika sebelumnya kondisi tubuh mereka menderita penyakit yang cukup parah / signifikan. Efek samping yang terjadi berdasarkan observasi adalah sebagai berikut: diare, lesu / tidak enak badan, mual, sensasi menggelitik di dalam mulut atau "rasa yang tidak enak" di dalam mulut saat mereka minum air alkali tersebut. Dengan menurunkan level pH alkali ke tingkat yang lebih rendah (seperti pH 8.5) maupun hanya menggunakan clean water (pH 7.0) akan mengatasi masalah tersebut.

 

Kesimpulan

Investigasi skala kecil terhadap efek penggunaan air yang dielektrolisis pada hewan peliharaan telah dilaporkan sebelumnya. Kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan air elektrolisis / air ionisasi secara klinis baik secara sistemik (dengan pemakaian di dalam tubuh seperti air alkali pH 8.5 untuk minum) maupun penggunaan topical (penggunaan di luar tubuh seperti pada luka di kulit menggunakan strong acidic water pH 2.5) kedua-duanya menunjukkan hasil yang positif.

2. Sedikit permasalahan pada reaksi respon (diare, atau tidak mau minum) dapat diatasi dengan baik dengan cara menurunkan level pH air alkali ke yang lebih rendah.

3. Kondisi di bawah ini dikatakan memiliki efek yang positif dari penggunaan topical (bagian luar tubuh) dari ORW (Oxidized Reduced Water): luka yang akut (membantu mencegah terjadinya infeksi); infeksi pada luka (baik akut maupun kronis, infeksi sinus, penyakit kulit, otitis externa, conjunctivitis, penyakit pada mulut (gingivitis).

 

Daftar Referensi:

1. McKnight, T. Confessions of a skeptical physician. YNR Publishing, (and 6A Tools). California, 2012.

2. Parker, P. Turning back the hands of time. First Edition. Simple Health Network, Spokane, WA, 2013.

3. Carmo, M; Fritz, D; Merge, J; Stolten, D: A comprehensive review of PEM water electrolysis. J Hydrogen Energy 10:1016, 2013.

4. Ho, Mae-Wan. Living Rainbow H2O. World Scientific, Singapore, 2012.

5. Abol-Enein H, Gheith OA, Barakat N, Nour E, Sharaf AE Ionized alkaline water; new strategy for managemen of metabolic acidosis in experimental animals. Ther Apher Dial. 2009 Jun; 13(3);220-224.

6. Kim MJ, Kim HK. Anti-diabetic effects of electrolyzed reduced water in streptozotocin induced and genetic diabetic mice. Life Science. 2006 Nov 10 79(24):2288-92. Epub 2006 Aug 2.

7. Lee Sh, Choik BK. Antibacterial effect of electrolyzed water on oral bacteria. J Microbiol. 2006 Aug;44(4);417-422.

8. Ye J, Li Y, Hamasaki T, Nakamichi N, Komatsu T, Kashiwagi T, Teruya K, Nishikawa R, Kawahara T, Osada K, Toh K, Abe M, Tian H, Kabayama S, Otsubo K, Morisawa S, Katakura Y, Shirahata S. Inhibitory effect of electrolyzed reduced water on tumor angiogenesis. Biological & Pharmaceutical Bulletin. 2008 Jan; 31(1);19-26.

9. Nagata K, Nakashima-Kamimura N, Mikami T, Ohsawa I, Ohta S. Consumption of molecular hydrogen prevents the stress-induced impairments in hippocampus dependant learning tasks during chronic physical restraint in mice. Neuropsychopharmacology. 2009 Jan;34(2):501-508.

10. Tsai Cf, Hsu YW, Chen WK, Chang WH, Yen CC, Ho YC, Lu FJ. Hepatoprotective effect of electrolyzed reduced water against carbon tertrachloride-induced liver damage in mice. Food Chem Toxicol. 2009 Aug;47(8): 2031-2036.

11. Nakae H, Inaba H. Effectiveness of electrolyzed oxidized water irrigation in a burn wound infecition model. J Trauma. 2000 Sep;49(3):511-514.

12. Vorobjeva NV, et al. The bacterial effects of electrolyzed oxidizing water on bacterial strains involved in hospital infections" Artificial Organs. 2004, June; 28(6):590-592.

13. Heil DP. Acid-base balance and hydration status following consumption of mineral based alkaline bottled water. Journal of the Internationasl Society of Sports Nutrition. 2010 September;7(1):29.

14. Jin D, Ryu SH, Kim HW, Yang EJ, Lim SJ, Ryang YS, Chung Ch, Park SK, Lee KJ. Anti-diabetic effect of alkaline reduced water on OLETF rats. Biosci Biotechnol Biochem. 2006 Jan;70(1):31-37.

15. Ye J, Li Y, Hamasaki T, Nakamichi N, Komatsu T, Kashiwagi T, Teruya K, Nishikawa R, Kawahara T, Osada K, Toh K, Abe M, Tian H, Kabayama S, Otsubo K, Morisawa S, Katakura Y, Shirahata S. Inhibitory effect of electrolyzed reduced water on tumor angiogenesis. Biological & Pharmaceutical Bulletin. 2008 Jan; 31(1);19-26.

16. Zhalko-Tytarenko O, Liventsov V, lLedniyiczky, G. Endogenous electromagnetic field pattern formation in water. Proceedings, Unconventional Therapies Conference, Montecarlo, Monaco, Dec 6-7, 1996.

 

Referensi Lain-lain

a. Enagic Kangen Water, LeveLuk SD501, Enagic Inc, Osaka, Japan

b. Gerald Pollack, PhD; verbally reported at the Colors of Water Festival, London, England, April 21, 2013.

b. Nukwayjee SM500 ORP Meter, milwaukee Instruments., Rocy Mount, North Carolina, USA.

c. Rehmel, R. Notes of observations made after providing electrolyzed reduced water to his own personal dog. Mars Hill Animal Hospital patient record. 2011.

d. Stewart, R, Comments made from his experiences as a chiropractor using the alkaline (electrolyzed reduced) water.

e. BICOM Biotensor. Regumed. Regulative Medizintechnik GmbH, Grafelfing, Germany.

f. BICOM Optima Portable. Regumed. Regulative Medizintechnik GmbH, Grafelfing, Germany.

 

. Klik tombol LIKE/SHARE jika anda menyukai artikel ini.
UP