Memahami Air Alkali Ionisasi
Oleh: Hidemitsu Hayashi, M.D., Dokter Bedah Jantung dan Direktur dari Water Institute of Japan
Tubuh dari semua makhluk hidup sebagian besarnya tersusun atas air. Sekitar 70 hingga 90 persen dari semua bahan organik adalah air.
Reaksi kimiawi pada tumbuhan dan hewan yang menyokong kehidupan berlangsung dalam media air. Air tak hanya menyediakan media untuk membuat reaksi yang mempertahankan kehidupan menjadi memungkinkan, namun air itu juga seringkali merupakan reaktan penting atau produk dari reaksi-reaksi ini. Singkatnya, kimiawi kehidupan adalah kimiawi air.
Air, Si Pelarut Universal
Air merupakan pelarut universal dikarenakan molekul tertanda dan tendensinya untuk membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-molekul lainnya. Satu molekul air, dinyatakan dalam simbol kimia H2O, terdiri atas 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen.
Ketika berdiri sendiri, atom hidrogen mengandung 1 proton positif pada intinya dengan 1 elektron negatif yang berputar-putar di sekelilingnya dalam sebuah cangkang tiga dimensi. Oksigen di sisi lain, mengandung 8 proton di dalam nukleusnya dengan 8 elektron berputar-putar di sekelilingnya. Hal ini sering ditunjukkan dalam notasi kimia sebagai huruf "O" yang dikelilingi oleh delapan titik yang melambangkan 4 set elektron berpasangan.
Elektron hidrogen tunggal dan 8 elektron oksigen merupakan kunci atas kimiawi kehidupan dikarenakan inilah dimana atom hidrogen dan oksigen bersatu bersama untuk membentuk sebuah molekul air, atau berpisah untuk membentuk ion-ion.
Hidrogen cenderung untuk mengionisasi dengan kehilangan elektronnya dan membentuk ion-ion H+ tunggal yang sederhananya merupakan proton-proton terisolasi dikarenakan atom hidrogen tidak mengandung neturon-neutron. Sebuah ikatan hidrogen terjadi ketika elektron dari sebuah atom hidrogen tunggal berbagi dengan atom elektronegatif lainnya misalnya oksigen yang kekurangan sebuah elektron.
Dalam sebuah molekul air, 2 atom hidrogen terikat secara kovalen dengan atom oksigen. Namun dikarenakan atom oskigen lebih besar dibandingkan atom hidrogen, daya tariknya untuk elektron hidrogen juga lebih besar sehingga elektron-elektron ditarik lebih dekat ke cangkang atom oksigen yang lebih besar dan menjauh dari cangkang hidrogen. Hal ini artinya meskipun molekul air secara keseluruhan adalah stabil, massa lebih besar dari nukleus oksigen cenderung menarik semua elektron-elektron di dalam molekul termasuk elektron-elektron hidrogen bersama, memberikan porsi oksigen dari molekul sedikit muatan elektronegatif.
Cangkang dari atom hidrogen, dikarenakan elektron-elektronnya lebih dekat ke oksigen, mengambil sedikit muatan elektropositif. Hal ini artinya molekul air memiliki sebuah tendensi untuk membentuk ikatan lemah dengan molekul-molekul air lainnya dikarenakan ujung oksigen dari suatu molekul adalah negatif dan ujung hidrogen adalah positif.
Sebuah atom hidrogen, sambil tetap terikat secara kovalen dengan oksigen dari molekulnya sendiri, dapat membentuk sebuah ikatan lemah dengan oksigen dari molekul lainnya. Demikian pula, ujung oksigen dari sebuah molekul dapat membentuk sebuah ikatan yang lemah dengan ujung hidrogen dari molekul lainnya. Dikarenakan molekul air memiliki polaritas ini, air merupakan sebuah entitas kimiawi yang berkelanjutan. Ikatan-ikatan lemah ini memainkan sebuah peranan penting dalam menstabilkan bentuk dari banyak molekul besar yang ditemukan dalam materi yang hidup. Dikarenakan ikatan ini lemah, maka mereka dapat cepat dipecah dan disusun ulang selama terjadinya reaksi normal fisiologis. Pembongkaran dan penyusunan ulang dari ikatan yang lemah seperti ini pada dasarnya merupakan esensi kimiawi dari kehidupan.
Untuk mengilustrasikan kemampuan air dalam memecah substansi lainnya, pertimbangkan contoh sederhana dengan menaruh sedikit garam ke dalam segelas air. Dengan garam kering (NaCl) ketertarikan antara sodium elektropositif (Na+) dan Klorin Elektronegatif (Cl-) atom-atom garam sangatlah kuat sampai ia ditaruh ke dalam air. Setelah garam ditaruh ke dalam air, ketertarikan oksigen elektronegatif dari molekul air untuk ion-ion klorida yang bermuatan positif, dan ketertarikan sejenis dari ujung hidrogen elektropositif dari molekul air unutk ion-ion klorida yang bermuatan negatif, lebih besar dibandingkan ketertarikan mutual antara ion-on Na+ dan Cl dalam jumlah yang banyak. Di dalam air, ikatan ionik dari molekul sodium klorida dapat dipecah dengan mudah dikarenakan dari aksi kompetitif atas banyaknya molekul-molekul air.
Seperti yang dapat kita lihat pada contoh sederhana ini, bahkan konfigurasi yang halus dari molekul-molekul air individual memampukannya untuk memutuskan ikatan yang lebih kuat dengan menyampaikkannya pada mereka. Inilah kenapa kita sebut air sebagai zal pelarut universal. Ia adalah sebuah cairan alami yang memecah ikatan molekul-molekul lain yang lebih besar dan kompleks. Ini merupakan kimiawi kehidupan di bumi pada air dan pada tanah.
Reaksi Oksidasi - Reduksi
Pada dasarnya, reduksi artinya penambahan sebuah elektron (e-), dan sebaliknya, oksidasi artinya pembuangan sebuah elektron. Penambahan sebuah elektron atau reduksi, menyimpan energi di dalam senyawa tereduksi. Pembuangan sebuah elektron atau oksidasi, membebaskan energi dari senyawa teroksidasi. Kapanpun suatu substansi direduksi, maka yang lainnya akan dioksidasi. Untuk lebih menjelaskan mengenai istilah ini, anggap ada 2 buah molekul, A dan B, contohnya:
Ae- (pendonor elektron) + B (penerima elektron) ===> A (teroksidasi / kehilangan sebuah elektron) + Be- (tereduksi / menerima sebuah elektron)
Ketika molekul A dan B mengalami kontak, inilah yang akan terjadi:
- B mengambil elektron dari molekul A.
- Molekul A teroksidasi karena ia kehilangan sebuah elektorn.
- Nilai muatan B tereduksi dikarenakan ia memperoleh sebuah elektron negatif (e-).
Dalam sistem biologis, pembuangan atau penambahan sebuah elektron merupakan mekanisme yang paling sering terjadi dari reaksi oksidasi reduksi. Reaksi oksidasi reduksi ini seringkali disebut sebagai reaksi redoks.
Asam dan Basa
Asam adalah suatu substansi yang meningkatkan konsentrasi ion-ion hidrogen (H+) di dalam air. Basa adalah suatu substansi yang mengurangi tingkat konsentrasi ion-ion hidrogen, atau dengan kata lain meningkatkan konsentrasi ion-ion hidroksida OH-. Tingkat keasaman dan alkalinitas suatu cairan diukur dalam suatu nilai yang disebut pH, yang merupakan logaritma negatif dari konsentrasi ion-ion hidrogen dengan rumus:
pH=1/log[H+] =-Iog[H+]
Apa Itu pH?
Pada skala pH, yang memiliki jangkauan dari angka 0 pada ujung sisi asam, hingga ke angka 14 pada ujung sisi alkali, dan suatu cairan akan dikatakan bersifat netral jika pH nya berada pada angka 7. Pada pH 7, air memiliki jumlah konsentrasi yang setara antara ion H+ (hidrogen) dan OH- (hidroksida). Substansi yang memiliki pH kurang dari 7 dikatakan bersifat asam dikarenakan ia mengandung ion-ion H+ dengan tingkat konsentrasi yang tinggi. Substansi yang memiliki pH lebih tinggi dari 7 disebut alkali dikarenakan ia mengandung konsentrasi ion OH- lebih tinggi dibandingkan H+. Skala pH merupakan sebuah skala logaritma sehingga perubahan pada 1 unit pH artinya terjadi perubahan 10x lipat dalam konsentrasi ion-ion hidrogen.
Pentingnya Menyeimbangkan pH
Organisme hidup sangatlah sensitif terhadap yang namanya pH dan dapat berfungsi dengan baik (dengan beberapa perkecualian, seperti beberapa bagian tertentu dari salurang pencernaan) ketika solusi atau cairan berada dalam kondisi yang nyaris netral. Sebagian besar interior materi hidup (tidak termasuk nukleus sel) memiliki pH sekitar 6.8. Plasma darah dan cairan lain yang mengelilingi sel-sel di dalam tuubh memiliki pH 7.2 hingga 7.3. Terdapat sangat banyak bantuan mekanisme khusus dalam menstabilkan cairan-cairan ini sehingga sel-sel tersebut tak terpengaruh atas fluktuasi yang cukup besar terhadap pH. Substansi yang bertindak sebagai mekanisme untuk menstabilkan pH disebut buffers (penyangga). Buffers memiliki kapasitas untuk mengikat ion dan membuangnya dari cairan kapanpun konsentrasinya mulai naik. Sebaliknya, buffers dapat melepaskan ion-ion kapanpun konsentrasinya mulai mengalami penurunan. Oleh karena itu buffers bertindak dalam meminimalisir fluktuasi pH. Hal ini merupakan sebuah fungsi yang penting karena banyak reaksi biokimia secara normal terjadi dalam organisme hidup entah itu melepaskan atau menggunaakn ion-ion.
Teori Air Ionisasi
Kenapa kita bisa sakit? Oksigen: Terlalu banyak hal yang baik?
Oksigen sangatlah esensial bagi kita untuk dapat bertahan hidup. Ia bersifat stabil di udara, namun ketika oksigen diserap ke dalam tubuh, maka ia dapat menjadi aktif dan tidak stabil sehingga memiliki tendensi untuk mengikatkan dirinya ke molekul biologis apapun, termasuk molekul sel-sel yang sehat. Aktivitas kimiawi dari radikal bebas ini dikarenakan adanya satu atau lebih elektron yang tidak memiliki pasangan. Sekitar 2% dari oksigen yang kita hirup secara normal akan menjadi oksigen aktif, dan jumlah ini meningkat hingga sekitar 20% melalui latihan aerobik.
Radikal bebas seperti itu dengan elektron-elektron yang tidak berpasangan bersifat tidak stabil dan memiliki potensi oksidasi yang tinggi, yang artinya mereka memiliki kemampuan untuk mencuri elektron dari sel-sel lainnya. Mekanisme kimiawi ini sangatlah berguna sebagai disinfektran seperti hidrogen peroksida dan ozon yang dapat digunakan untuk mensterilkan luka atau peralatan medis. Di dalam tubuh, radikal bebas ini memiliki kegunaan yang besar dikarenakan kemampuannya dalam menyerang dan mengeliminasi bakteri, virus dan produk-produk limbah lainnya.
Oksigen Aktif di Dalam Tubuh
Akan tetapi, akan menjadi suatu masalah ketika ada terlalu banyak jumlah radikal bebas yang tak terkendali di dalam tubuh dimana mereka dapat merusak jaringan-jaringan yang normal. Pembusukan terjadi ketika mikroba di udara menyerang protein, peptida dan asam amino dari telur, ikan dan daging. Hasilnya adalah substansi atau zat yang tidak bagus seperti:
- Hidrogen sulfida
- Ammonia
- Histamin
- Indoles
- Fenol
- Skatole
Substansi atau zat-zat ini juga diproduksi secara alamiah di dalam saluran pencernaan ketika kita mencerna makanan, menghasilkan bau yang tidak sedap yang terdapat pada tinja. Pembusukan dari makanan basi dikarenakan oleh mikroba di udara, proses alamiah ini diduplikasi di dalam saluran cerna oleh mikroba usus. Semua produk limbah pencernaan ini merupakan patogenik, yaitu, ia dapat menyebabkan penyakit pada tubuh.
Hidrogen sulfida dan ammonia merupakan racun jaringan yang dapat merusak hati. Histamin berkontribusi kepada masalah alergi seperti dermatitis atopik, urtikaria (gatal-gatal) dan asma. Indoles dan fenol dikategorikan karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.
Dikarenakan produk limbah seperti hidrogen sulfida, ammonia, histamin, fenol dan indoles bersifat racun, maka mekanisme pertahanan tuubh berusaha untuk mengeliminasi merek dengan jalan melepaskan neutrofil (sejenis leukosit, atau sel darah putih). Neutrofil ini memproduksi oksigen aktif, molekul oksigen aneh yang mampu membersihkan dan menghancurkan jaringan-jaringan dengan jalan mengumpulkan elektron-elektron dari molekul-molekul sel-sel yang beracun.
Masalah akan timbul ketika terdapat terlalu banyak molekul oksigen aktif ini, atau disebut juga radikal bebas, yang diproduksi di dalam tubuh. Mereka bersifat sangat reaktif dan juga dapat menempelkan dirinya ke sel-sel yang normal dan sehat dan merusak sel-sel yang sehat tersebut secara genetis. Radikal oksigen aktif ini mencuri elektron dari molekul biologis yang normal dan sehat. Pencurian elektron ini dilakukan oleh oksigen aktif yang mengoksidasi jaringan sehingga dapat menyebabkan penyakit.
Efek Oksidasi Pada Organ Vital |
|
Jaringan Yang Dioksidasi: | Menyebabkan Masalah Yaitu: |
Liver / Hati | Hepatitis, Cirrhosis, Kanker |
Pankreas | Pankreatitis, Diabetes, Kanker |
Ginjal | Nephgritis, Nepghrosis, Kanker |
Dikarenakan oksigen aktif dapat merusak jaringan yang normal, maka sangatlah esensial untuk mengais keluar oksigen aktif ini dari tubuh sebelum ia dapat menyebabkan kehancuran pada jaringan-jaringan yang sehat. Jika kita dapat menemukan metode efektif untuk mencegah oksidasi pada jaringan yang sehat oleh oksigen aktif, maka kita dapat mencegah penyakit.
- Hidrogen sulfida, ammonia, histamin, indoles dan fenol dan skatol ada di dalam sistem pencernaan tubuh manusia.
- Untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat hidrogen sulfida, ammonia, histamin, indoles, fenol dan skatol, neutrofil (leukosit) memproduksi oksigen akitf untuk mengoksidasi produk limbah ini.
- Produksi oksigen aktif secara berlebihan terjadi.
- Aktif oksigen yang berlebihan dapat merusak sel-sel biologis yang normal dan sel dan dapat mengubah kode genetiknya.
Antioksidan Memblokir Oksidasi Yang Berbahaya
Salah satu cara untuk melindungi jaringan yang sehat dari kerusakan oksidasi yang disebabkan oleh oksigen aktif adalah dengan jalan menyediakan elektron bebas bagi radikal oksigen aktif sehingga menetralisir potensi oksidasinya yang tinggi dan mencegahnya dalam bereaksi terhadap jaringan yang sehat.
Penelitian hubungan antara diet dan kanker masih jauh dari sempurna, namun beberapa bukti mengindikasikan bahwa apa yang kita makan dapat mempengaruhi kerentanan kita terhadap kanker. Beberapa makanan tampaknya dapat membantu dalam mencegah kanker, sedangkan makanan lain sepertinya dapat mengakibatkan kanker.
Kebanyakan kerusakan yang terjadi akibat sustansi karsinogenik di dalam makanan dapat timbul karena adanya reaksi oksidasi di dalam sel. Dalam prosesnya, molekul oksigen ganjil dapat merusak kode genetik sel. Beberapa peneliti percaya bahwa substansi yang mencegah oksidasi - disebut ANTIOKSIDAN - dapat menghalangi terjadinya kerusakan. Hal ini secara alamiah membawa pada teori bahwasanya konsumsi antioksidan alami dapat menjadi sebuah aspek penting bagi pertahanan tubuh dalam melawan kanker. Substansi yang dipercayai dapat menghambat kanker diantaranya adalah vitamin C, vitamin E, beta-caroteneselenium, dan glutathione (suatu jenis asam amino). Substansi atau zat ini bertindak sebagai agen pereduksi. Mereka menyuplai elektron kepada radikal bebas dan menghalangi interaksi radikal bebas terhadap jaringan yang normal.
Bagaimana Kita Dapat Menghindari Penyakit?
Seperti yang dikatakan sebelumnya, kehadiran dari produk limbah beracun seperti hidrogen sulfida, ammonia, histamin, indoles, fenol dan skatole memberi dampak pada bau tinja manusia. Dalam profesi medis, telah diketahui bahwa seorang pasien yang menderita hepatitis dan cirrhosis memiliki bau feses / tinja yang tidak sedap.
Bau menyengat tinja yang berlebihan oleh adanya toksin merupakan indikator dari berbagai penyakit, dan tubuh merespon terhadap kehadiran toksin ini dengan jalan memproduksi netrofil leukosit untuk melepaskan oksigen aktif sebagai cara untuk menetralisir kerusakan organ yang dapat diakibatkan oleh produk limbah seperti itu. Namun ketika jumlah oksigen aktif yang diproduksi berlebihan, ia dapat merusak sel-sel yang sehat demikian halnya dengan menetralisir toksin. Hal ini membawa kita kepada kesimpulan bahwa kita dapat meminimalisir efek berbahaya dari radikal oksigen aktif ini dengan jalan mereduksinya dengan suplai elektron yang mencukupi.
Air - Sebuah Solusi Alami
Tak ada yang dapat menggantikan diet yang seimbang dan sehat, terutama makanan yang mengandung zat-zat yang kaya akan antioksidan seperti vitamin c, vitamin E, beta-caroten, dan makanan lainnya yang baik bagi tubuh kita. Namun, semua zat-zat ini bukanlah merupakan sumber elektron bebas terbaik yang dapat mencegah oksidasi terhadap jaringan yang sehat yang diakibatkan oleh oksigen aktif.
Air yang dihasilkan melalui proses elektrolisis untuk meningkatkan potensi reduksinya merupakan solusi terbaik bagi permasalahan dalam menyediakan sumber elektron bebas yang aman untuk mencegah oksidasi terhadap jarinangan normal akibat radikal bebas oksigen. Kami percaya bahwa air yang tereduksi, air yang memiliki elektron bebas melimpah untuk didonasikan kepada oksigen aktif, merupakan solusi terbaik dikarenakan:
- Potensi reduksi air dapat ditingkatkan jauh lebih tinggi ketimbang antioksidan yang terdapat pada makanan atau suplemen vitamin.
- Bobot molekul air yang tereduksi rendah, sehingga membuatnya bergerak cepat dan mampu menjangkau semua jaringan di dalam tubuh dalam waktu yang singkat.
Air ionisasi adalah produk dari elektrolisis ringan yang dihasilkan melalui unit mesin ionisasi air. Produksi air ionisasi, propertinya, dan bagaimana ia bekerja di dalam tubuh manusia akan dijelaskan di bab berikutnya. Mesin ionisasi air tak hanya memfilter air keran, namun juga mengubah strukturnya sehingga ia menghasilkan air yang tereduksi dengan kandungan elektron dalam jumlah besar yagn dapat didonasikan ke oksigen akitf di dalam tubuh untuk mencegah oksidasi terhadap sel-sel normal.
Unit Mesin Ionisasi Air
Air Keran, Apakah Itu?
Air keran yang normal, memiliki pH 7 yang artinya ia bersifat netral berdasarkan skala pH 0 hingga 14. Ketika diukur menggunakan ORP (oxidation potential) meter, potensi redoksnya berada pada kisaran angka +400 hingga +500 mV. Dikarenakan ia memiliki nilai positif redoks, ia cenderung memperoleh elektron dan mengoksidasi molekul lainnya. Air yang direduksi, di sisi lain, memilki pteonsi negatif redoks pada kisaran -250 hingga -350 mV. Hal ini artinya ia memiliki massa elektron yang besar yang siap sedia untuk mendonasikan elektronnya kepada oksigen aktif yang gemar mencuri elektron.
Sebelum mendiskusikan mengenai properti dari air ionisasi lebih jauh, mari kita lihat apa yang terjadi di dalam unit mesin ionisasi air.
Bagaimana Cara Mesin Ionisasi Air Bekerja?
Unit mesin ionisasi air merupakan sebuah peralatan yang menggunakan listrik yang dikoneksikan ke air keran di dapur rumah untuk melakukan proses elektrolisis terhadap air keran sebelum anda meminumnya atau menggunakannya di dapur seperti untuk memasak ataupun untuk bersih-bersih.
Sebuah alat khusus mengalihkan aliran air dari keran menuju ke selang dari mesin ionisasi air. Di dalam mesin ionisasi air tersebut, air pertama-tama akan disaring melalui filter karbon arang aktif. Selanjutnya, air yang telah disaring akan menuju ruang elektrolisis yang dilengkapi dengan elektroda titanium yang dilapisi platinum, tempat dimana proses elektrolisis berlangsung.
Kation, positif ion, berkumpul pada elektroda negatif untuk menghasilkan air katodik (air tereduksi). Anion, yaitu ion yang bermuatan negatif berkumpul pada elektroda positif untuk menghasilkan air anodik (air terokisdasi).
Melalui elektrolisis, air tereduksi tak hanya akan memperoleh sejumlah elektron (e-) yang berlimpah, namun juga kluster H2O turut mengecil dari segi ukurannya yaitu dari sekitar 10 hingga 13 molekul per kluster menjadi sekitar 5 hingga 6 molekul per kluster.
Air tereduksi keluar dari pipa atas mesin ionisasi air, dan air yang teroksidasi keluar dari pipa terpisah di bagian bawah mesin ionisasi air. Anda dapat menggunakan air yang tereduksi untuk minum ataupun memasak. Di sisi lain, air yang teroksidasi dapat digunakan sebagai agen sterilisasi, cocok untuk mencuci tangan, membersihkan peralatan makan atau peralatan dapur, dan untuk mengobati luka-luka kecil.
Apa Yang Diproduksi Oleh Mesin Ionisasi Air - Perbandingan Potensi Reduksi Oksidasi
Setelah proses elektrolisis air berlangsung di dalam mesin ionisasi air, air tereduksi keluar dari sisi katoda dan air teroksidasi keluar dari sisi anoda. Berikut ini perbandingan terhadap 3 jenis air dari keran dimana yang satu sebelum diproses melalui elektrolisis, kemudian yang dua lagi adalah air setelah melewati proses elektrolisis dimana yang satu adalah air tereduksi dan satunya lagi air yang teroksidasi.
Potensi Reduksi Oksidasi (redoks) | |||
Jenis Air | Potensi Redoks | pH | Apa Artinya |
Air Keran | +400 hingga +500 mV | 7 | Memiliki potensi oksidasi |
Air Tereduksi | -250 hingga -350 mV | 8 | Memiliki potensi reduksi yang kuat, mengandung sejumlah besar elektron yang dapat didonasikan kepada radikal bebas |
Air Teroksidasi | +700 hingga +800 mV | 4 | Memiliki potensi oksidasi yang kuat, kurangnya elekton menyebabkannya memiliki kemampuan untuk mengoksidasi dan mensterilisasi |
Potensi Redoks Merupakan Faktor Krusial, Bukan Pada pH
Secara tradisional, kita menilai properti air dari sudut pandang pH, dengan kata lain yaitu entah apakah air itu bersifat asam atau alkali (basa). Berdasarkan perkataan Dr. Yoshiaki Matsuo Ph.D., mengatakan bahwa "Menurut pandangan saya, potensi redoks lebih penting ketimbang pH. Pentingnya pH kadang penekanannya terlalu berlebihan. Sebagai contohnya, rata-rata pH darah adalah 7.4 dan acidosis atau alkalosis didefinisikan berdasarkan deviasi dalam kisaran 7.4 +- 0.05. Namun tak pernah didiskusikan mengenai ORP, atau oxidation-reduction potential."
pH air keran berada pada pH 7 atau netral. Ketika air keran dielektrolisis menjadi air ionisasi, air tereduksinya memiliki pH pada kisaran 9 dan air teroksidasinya memiliki pH pada kisaran 4. Bahkan jikalau anda membuat air alkali dengan pH 9 dengan jalan menambahkan sodium hidroksida atau membuat air asam dengan pH 3 dengan menambahkan hidrogen klorida, anda akan menemukan hanya sedikit perbedaan dari nilai ORP atas kedua jenis air tersebut. Di sisi lain, jika anda mengubah air keran dengan jalan elektrolisis maka anda akan melihat nilai ORP berfluktuasi bahkan setinggi + - 1.000 mV. Dengan jalan elektrolisis kita dapat memperoleh air yang tereduksi dengan potensial ORP negatif yang baik bagi tubuh.
Menggunakan Air Ionisasi - Apa Yang Dilakukan Oleh Air Ini?
Mesin ionisasi air memproduksi 2 jenis air dengan potensi redoks berbeda, satu dengan potensi reduksi tinggi sedangkan yang lainnya dengan potensi oksidasi tinggi.
Air Tereduksi
Ketika diminum, air ionisasi yang tereduksi dengan potensi redoks berkisar -250 hingga -350 mV siap sedia mendonasikan elektronnya untuk diberikan kepada radikal oksigen ganjil dan mencegah interaksi oksigen aktif dengan molekul-molekul normal.
Molekul Biologis atau Biological Molecule (BM) akan tetap utuh dan tidak rusak.
BM-e || MW-e + AO —> MW + AO-e
Molekul biologis yang tidak rusak akan sukar mengalami infeksi atau terkena penyakit. Air ionisasi memberikan elektron ekstra dan mereduksi oksigen aktif atau Active Oxygen (AO), sehingga menjadikannya tidak berbahaya. Oksigen aktif direduksi tanpa merusak molekul biologis di sekelilingnya. Substansi yang memiliki kemampuan untuk melawan oksigen aktif dengan menyuplai elektron disebut scavengers (pemungut). Air ionisasi yang tereduksi dapat disebut juga sebagai air pemungut (scavenging water).
Ketika diminum, efek dari air yang tereduksi berlangsung dengan segera. Air ionisasi mencegah fermentasi berlebihan di dalam saluran pencernaan dengan mengurangi metabolisme tak langsung seperti hidrogen sulfida, ammonia, histamin, indoles, fenol dan skatol, sehingga menghasilkan tinja yang lebih bersih dalam beberapa hari setelah air tereduksi dikonsumsi setiap hari. Pada tahun 1965, Kementrian Kesejahteraan Jepang (the Ministry of Welfare of Japan) mengumumkan bahwa air tereduksi yang dihasilkan melalui elektrolisis dapat mencegah fermentasi abnormal dari mikroba saluran pencernaan.
Air Teroksidasi
Air teroksidasi dengan potensi redoks pada kisaran +700 hingga +800 mV merupakan agen pengoksidasi yang dapat menarik elektron dari bakteri dan membunuhnya. Air teroksidasi dari mesin ionisasi air dapat digunakan untuk mencuci tangan, mencuci peralatan dapur, buay dan sayuran segar, dan untuk mensterilkan talenan ataupun mengobati luka gores. Hasil test menunjukkan bahwa air teroksidasi dapat digunakan dengan efektif untuk mengobati infeksi jamur kronis pada kaki (athlete's foot), luka bakar ringan, digigit serangga, tergores, dll.
Dr. Yoshiaki Matsuo, Wakil Direktur Water Institute of Japan, telah mengembangkan peralatan lain yang mampu memproduksi air hiper oksidasi dengan potensi redoks sekitar +1,050 mV atau lebih dengan pH kurang dari 2.7. Test menunjukkan bahwa air hiper oksidasi dapat dengan cepat menghancurkan MRSA (Methecillin Resistant Staphylococcus Aureus).
Meskipun air hiperoksidasi merupakan agen pensteril yang kuat, ia tidak akan merusak kulit, sebaliknya air ini dapat digunakan untuk pengobatan kulit. Air hiperoksidasi telah terbukti efektif digunakna di Rumah Sakit Jepang dalam menangani masalah bedsores (luka baring) dan luka operasi dengan infeksi yang kompleks.
Namun mungkin aplikasi masa depan yang paling menarik dari air hiperoksidasi adalah dalam bidang agrikultur dimana ia telah digunakan secara efektif pada tanaman untuk membunuh jamur dan penyakit pada tanaman lainnya. Air hiperoksidasi tidak beracun, jadi pekerja agrikultur dapat menggunakan air ini tanpa harus mengenakan peralatan pelindung karena air hiperoksidasi ini tidak berbahaya bagi kulit maupun saluran pernafasan. Tambahan manfaat dalam menggunakan air hiperoksidasi untuk disemprotkan pada tanaman adalah ia juga tidak menimbulkan dampak bahaya bagi lingkungan akibat akibat akumulasi toksin kimiawi pada tanah.
Air Ionisasi Superior Bagi Diet Antioksidan
Hari-hari ini kita banyak membaca mengenai prinsip-prinsip diet yang benar dan menaruh perhatian pada apa yang kita makan untuk menjaga agar kita tetap sehat. Hal ini sangatlah masuk akal, namun sangatlah mengejutkan bahwa banyak dari kita tidak menyadari bahwa sebagian besar yang kita makan terdiri atas air. Sayuran dan buah-buahan 90% nya terdiri atas air, ikan dan daging 70% nya juga terdiri atas air.
Bahkan orang-orang yang mendukung pentingnya vitamin C dalam makanan pokok harus mengakui bahwa potensinya, atau dengan kata lain, potensi redoks dari vitamin yang penting ini, dapat dengan cepat menghilang seiring waktu serta ketika sedang disiapkan untuk dimakan. Karbohidrat, konsisten utama dari sayur dan buah, memiliki berat molekular 180 sedangkan air memiliki berat molekular lebih rendah yaitu 18.
Perbandingan Berat Molekular |
|
Substansi | Berat Molekular |
Air Ionisasi | 18 |
Beta Karoten | 150 |
Vitamin E | 153 |
Vitamin C | 176 |
Air ionisasi, dengan berat molekular yang rendah dan potensi reduksi yang tinggi, membuatnya menjadi agen pemungut (scavenger) yang superior terhadap oksigen aktif. Proses elektrolisis di dalam unit mesin ionisasi air tak hanya meberikan muatan elektron terhadap air tereduksi, namun ia juga mengecilkan ukuran cluster molekul air tersebut.
Analisa NMR (nuclear magnetic resonance) menunjukkan bahwa air keran dan air sumur memiliki kluster molekul H2O sebesar 10 hingga 13. Air elektrolisis yang diproses melalui mesin ionisasi air mengurangi ukuran kluster-kluster ini sekitar setengah dari ukuran normalnya yaitu 5 hingga 6 molekul per cluster.
Seperti yang ditunjukkan pada grafik, sinyal NMR yang mengukur ukuran kluster dengan kelebaran garis pada setengah amplituda menunjukkan 65 Hz pada air yang tereduksi dan nilai sebesar 133 Hz pada air keran, hal ini membukakan fakta bahwa kluster air tereduksi kurang lebih setengah dari ukuran kluster air keran.
Inilah sebabnya kenapa air ionisasi lebih siap sedia untuk cepat diserap oleh tubuh jika dibandingkan dengan air keran biasa. Air ionisasi dengan cepat meresap ke dalam tubuh dan mencegah oksidasi dari molekul biologis dengan jalan mendonasikan elektron-elektronnya yang berlimpah kepada oksigen aktif, memampukan molekul biologis untuk menggantikan dirinya sendiri secara alami tanpa adanya kerusakan yang disebabkan oleh oksidasi yang dapat mengakibatkan penyakit.
Intisari dan Kesimpulan
Teori Hulu dan Hilir - Mencegah Penyakit Langsung Dari Sumbernya
Berdasarkan perkataan Dr. Hidemitsu Hayashi, Direktur dari Water Institute of Japan, "Untuk mengeliminasi polutan di aliran besar yang terkontaminasi sebagai sumbernya, kita harus menyelesaikan masalah di bagian hulu, yaitu sumber polusi, bukan pada bagian hilir dimana kita hanya dapat mencoba mengobati hasil kerusakan yang diakibatkan oleh polusi. Air ionisasi berkontribusi sebagai pencegahan penyakit dan pada dasarnya adalah sebuah tindakan di bagian hulu."
Kita menganggap bahwa saluran pencernaan merupakan hulu dimana kita mengkosumsi air dan makanan. Meskipun banyak orang saat ini di negara-negara maju semakin skeptis akan apa yang mereka makan, mereka cenderung lebih berkonsentrasi pada kandungan makanan dibandingkan hasil metabolisme produk makanan tersebut di dalam saluran pencernaan.
Bagian Hulu
Sebagai contoh, bayangkan diet seimbang tipikal yang terdiri atas daging dan sayuran. Protein daging dimetabolismekan menjadi amina sementara nitrat yang berasal dari pupuk yang digunakan untuk menyuburkan tanaman dimetabolismekan menjadi nitrit di dalam saluran pencernaan. Amina dan nitrit ini bersatu dan membentuk nitrosamin, yang dikenal sebagai karsinogen (zat yang memicu kanker).
Sayuran dan Daging --> Nitrat Protein --> Nitrit Amina --> Nitrosamin (karsinogen)
Sebelumnya kita telah mendiskusikan bahwa tinja yang berbagu menyengat merupakan bukti terjadinya fermentasi yang berlebihan di dalam saluran pencernaan, oleh karena itu air tereduksi melakukan fungsi yang sangat penting di bagian hulu dari saluran pencernaan dengan jalan mengurangi fermentasi berlebihan dan hal ini dibuktikan dengan tinja yang lebih bersih dalam beberapa hari setelah anda mulai secara rutin minum air yang tereduksi ini.
Bagian Hilir
- Air tereduksi menyuplai elektron yang berlimpah kepada radikal bebas oksigen aktif yang dihasilkan sebagai bagian dari metabolisme aerobik dan mengurangi jumlahnya serta membuatnya menjadi tidak berbahaya.
- Oksidasi molekul sel sehat yang normal oleh oksigen aktif dicegah. Molekul biologis menjadi aman dan tak tersentuh.
- Penyakit yang berhubungan dengan oksidasi berlebihan dari molekul biologis normal dapat dicegah.
Arah hilir dari saluran pencernaan, dimulai dari liver, air tereduksi secara cepat memasuki liver dan organ-organ lainnya dikarenakan, pertama-tama ia memiliki berat molekular yang lebih rendah, dan kedua dikarenakan ukuran klusternya. Pada lokasi jaringan di seluruh tubuh, air tereduksi dengan tingkat keamanannya serta potensi reduksi yang kuat siap sedia mendonasikan elektron-elektronnya kepada oksigen aktif dan menetralisirnya sehingga mereka tidak dapat merusak molekul-molekul dari sel-sel yang sehat. Sel-sel normal dilindungi dari pencurian elektron oleh oksigen aktif dan menjadikannya dapat bertumbuh, dewasa, berfungsi dan beregenerasi tanpa interfensi dari radikal oksigen ganjil dan ganas yang cenderung untuk mencuri elektron dari molekul-molekul biologis yang normal dan sehat.
Bom Air
Kita saat ini hidup di tengah-tengah bom air. Di Jepang dan negara-negara lainnya, konsumen membeli berbagai jenis air-air botolan dan kalengan meskipun air itu sendiri merupakan satu dari sumber daya paling vital yang berlimpah. Data penelitian mengungkapkan bahwa air mineral memiliki ORP pada kisaran +200 mV, sedikit lebih rendah dibandingkan air keran biasa yang berada pada kisaran +400 mV. Kita dapat berkata bahwa paling tidak air mineral sedikit lebih baik dibandingkan air keran jika ditilik dari sudut pandang ORP. Namun jika dibandingkan dengan air kemasan yang dijual-jual secara umum, air ionisasi yang diproses dengan mesin ionisasi air dengan potensi reduksinya yang mencapai -250 hingga -300 mV jauh lebih baik dibandingkan air minum apapun dikarenakan kemampuannya dalam menetralisir radikal oksigen aktif.